Home » Religi » Tips Agar Tetap Tegar Ketika Tertimpa Musibah

Tips Agar Tetap Tegar Ketika Tertimpa Musibah

2 Apr. 2009212 comments
Tips Agar Tetap Tegar Ketika Tertimpa Musibah

Sudah maklum bahwa musibah adalah sebuah ujian dan cobaan yang datang dari Allah SWT untuk menguji hambaNya sebagai pembersih dan penghapus dosa-dosanya serta menjadikannya dalam timbangan kebaikan mereka apabila bersabar. Ironisnya sebagian kaum muslimin yang lemah imannya tidak mampu bersabar ketika mendapatkan musibah. Sampai-sampai ada yang nekad bunuh diri, stress, atau yang lainnya. Sungguh sangat memprihatinkan.

Adapun tips agar seseorang tetap tegar dan tidak stress ketika tertimpa musibah di antaranya adalah :

  1. Hendaknya ia mengetahui, bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan.
  2. Harus dipahami bahwa musibah adalah merupakan sebuah ketetapan atau sunnatullah.
  3. Memahami bahwa di sana masih ada musibah yang lebih besar dan banyak jumlahnya.
  4. Mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang sama, karena hal itu akan mendatangkan ketenangan
  5. Memandang keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpanya, sehingga ia lebih bersyukur karena musibah yang menimpanya ternyata masih ringan.
  6. Berdo’a dan mengharapkan ganti yang lebih baik, dari apa yang telah hilang darinya. Jika yang menimpanya sesuatu yang dapat tergantikan dengan yang lain seperti hilangnya harta, meninggalnya anak, pasangan hidup atau yang semisalnya.
  7. Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah Ta’ala dengan bersabar.
  8. Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
  9. Mengetahui bahwa beratnya cobaan dan dahsyatnya ujian hal itu adalah dikhususkan bagi orang-orang pilihan. Jika hal itu terjadi terhadap orang yang ahli ibadah, maka hal itu menunjukkan bahwa ia adalah termasuk pilihan.
  10. Memahami bahwa ia adalah seorang hamba (makhluk yang dimiliki) dan seseorang yang dimiliki tidaklah ia memiliki dirinya sedikit pun.
  11. Musibah yang terjadi adalah berdasarkan ridha dari Yang Empunya (Allah), maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang hamba untuk ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala.
  12. Mengoreksi diri ketika ia bersedih akibat musibah. Hal tersebut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
  13. Memahami bahwa musibah adalah hanya sesaat saja, seolah-olah ia tidak pernah terjadi. Mungkin bisa dibenarkan orang yang mengatakan, “Badai pasti berlalu”.

Beberapa Faidah dari Ujian dan Cobaan

Ujian dan cobaan memilki hikmah rabbaniyyah dan faidah yang sangat agung. Hal itu dapat diketahui melalui penelitian, atau dari kenikmatan-kenikmatan yang diperoleh akibat musibah yang menimpa seseorang. Ada pula hikmah-hikmah yang mungkin belum tersingkap yang mana Allah  SWT simpan untuk suatu hikmah yang lain. Allah berfirman,

……..فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا -١٩

Artinya, “Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS. an-Nisaa`: 19).

Di antara faidah dan hikmah dari ujian dan cobaan adalah sebagai berikut:

  1. Membersihkan dan menghapus dosa-dosa dan kesalahan serta menghantarkannya kepada derajat yang tinggi di surga. Tidaklah hal itu diperoleh melainkan bagi mereka yang mampu bersabar dan meng-harap pahala dari Allah Ta’ala Tali
  2. Memotivasi seseorang untuk benar-benar ikhlas dalam berdo’a. Kembali bertaubat dengan sesungguhnya, pasrah dan berserah diri kepada Allah SWT. Allah berfirman :

    وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ -١٧

    Artinya, “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”. [(QS. al-An`am :17).

  3. Sebagian ulama Salaf berkata, “Merupakan sunnatullah bahwasannya Allah Ta’ala menyeru hambanya untuk beribadah kepadaNya dengan diberikan keluasan rizqi, kesehatan yang terus menerus agar mereka kembali kepada Allah dengan sebab kenikmatan-kenikmatan tersebut. Jika mereka tidak mau melakukannya juga, maka Allah SWT timpakan kepada mereka musibah sebagai peringatan berupa kemiskinan dan kesusahan mudah-mudahan mereka kembali kepadaNya”.
  4. Mengetahui betapa besar kenikmat-an dan kesehatan yang diberikan, bagi mereka yang lupa akan kenikmatan tersebut. Karena kenyataan menunjukkan bahwa apabila dibandingkan antara kenikmatan dan kesehatan akan jauh lebih besar dan lebih banyak porsinya daripada kesengsaraan atau musibah yang didapatkan.
  5. Tidak peduli terhadap gemerlapnya dunia karena kefanaannya, dan semangat dalam memotivasi diri untuk berlomba beramal dalam mempersiapkan hari pertemuannya dengan Rabb Penguasa alam. Sesungguhnya seorang hamba apabila berfikir dengan akal sehatnya tentang berpulangnya orang-orang yang dicintainya, niscaya ia akan sadar diri, bahwa mereka telah mereguk air pelepas dahaga dengan gelas yang mana ia harus melaluinya dengan gelas yang sama yaitu kematian.


Saudaraku… menjadilah kalian orang-orang yang senantiasa bersabar terhadap musibah yang menimpa, bersyukur ketika mendapat kenikmatan, bersabar atas segala kesengsaraan, karena sabar adalah penghapus kesalahan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ -١٥٥

Artinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS.Al-Baqarah: 155)

Sumber: Disadur dari risalah “Waqfah ma`al Balaa`, Div. Khusus lil Mutabarri`in wa Fa`iliil Khair.

Mudah-mudahan artikel tentang Tips Agar Tetap Tegar Ketika Tertimpa Musibah ini bisa bermanfaat untuk anda, terima kasih.

Artikel Yang Mungkin Berkaitan :

  1. Doa Bepergian Dan Di Atas Kendaraan
  2. Bahaya Perut
  3. Ceramah Gus Mus Sesudah Tahlilan Mbah Zainal
  4. Hukum Transaksi via Elektronik
  5. Melihat Ibadah Haji Lewat Streaming YouTube
  6. Apa Yang Menghalangi Kita Untuk Menikah?
  7. Doa Pengantin Kepada Diri Pasangannya
  8. Software Islami, Aplikasi Penghitung Harta Warisan
  9. Memahami Makna Tahun Baru Hijriyah
  10. Marhaban Ya Ramadhan
  1. 30-6-2010 at 15:39 | #1

    Demikian juga jika kita mendapat harta yang cukup, keluarga yang bahagia, hidup yang tentram, bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran bahwa semuanya yang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.

  2. 30-6-2010 at 15:39 | #2

    Dalam Al-Qur’an kita diajarkan untuk berdo’a:
    “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya…”(QS 2: 286)

  3. 30-6-2010 at 15:39 | #3

    Do’a tersebut diucapkan dari sebuah pengertian bahwa setiap langkah kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Allah menjadikan ujian sebagai jalan untuk kecintaan meningkatkan derajat seseorang.

  4. 30-6-2010 at 15:39 | #4

    Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Allah juga menjadikan ujian agar kita mampu menjadi orang-orang yang sabar dan mampu mengasah muhasabah kita dengan introspeksi dan evaluasi diri.

  5. 30-6-2010 at 15:40 | #5

    Abu Sa’id al-Khudri dan Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah bersabda:
    “Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa capai/stress/ bingung/ sedih/sakit/duka cita, bahkan sampai tertusuk duri kecuali akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya oleh Allah SWT.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

  6. 30-6-2010 at 15:40 | #6

    Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur’an:

    “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS 2:157)

  7. 30-6-2010 at 15:41 | #7

    Barangkali kita sudah sering mengucapkan kalimat “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Tapi, sudah jadi benar-benar orang sabar kah kita?

  8. 30-6-2010 at 15:41 | #8

    Sabar itu ibarat poros bagi aktivitas seorang mukmin, kemanapun ia pergi, ia akan kembali kepadanya. Ia juga penopang imanya satu-satunya tempat bersandar.

  9. 30-6-2010 at 15:42 | #9

    Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki kesabaran. Sedikit saja ia mendapatkan cobaan atau musibah dari Allah swt, tinggalkan keimanannya. Yang begini, rugi dunia dan akhirat. Ia tidak mendapatkan apapun dariNya selain kerugian.

  10. 30-6-2010 at 15:42 | #10

    Sabar itu akhlak yang mulia, dengannya ia akan tercegah dari perbuatan tercela. Sekaligus, sabar merupakan kekuatan untuk mencapai kebaikan dan kelurusan segala urusan.

Comment pages