Mohon Maaf, Blog Ini Tidak Dofollow Lagi
Setelah hampir satu tahun blog ini menerapkan Dofollow untuk link para komentator, mulai pertengahan bulan Juni kemarin, blog ini tidak Dofollow lagi untuk link sang komentator pada postingan (untuk Top Komentator di bagian sidebar tetap Dofollow) dengan beberapa alasan dan pertimbangan. Pengertian dofollow dan nofollow, kelebihan dan kekurangannya bisa dibaca di sini.
Pertama, kebetulan blog ini ganti setting permalink, alhamdulillah traffic tidak turun dan posisi postingan serta keyword di SERP terutama Google tetap stabil karena saya redirect dari permalink lama ke permalink baru dengan memanfaatkan fitur yang ada di plugin SEO Platinum yaitu “Automatically do 301 redirects for permalink changes”. Tapi gara-gara ganti permalink menimbulkan dampak duplikat kontent di beberapa postingan, mudah-mudahan bulan berikutnya sudah hilang duplikat kontennya.
Kedua, blog ini beberapa kali saya biarkan jadi ajang battle top komentator, padahal blognya dofollow (blogger nekat). Gara-gara ajang tersebut, saya sering dapat warning dari beberapa komentator dan teman, Awas hati-hati kena penalty Google, komentar lainnya : emang nggak takut kena Google Sandbox mas !. Awalnya saya sih cuek aja, sampai hampir satu tahun tetap saya biarkan dofollow. Sampai akhirnya dengan berat hati saya setting blog ini menjadi Nofollow atau sudah tidak Dofollow lagi biar para peserta battle top komentator tetap ada wadah menyalurkan aspirasi heeee, dan blog ini tetap aman, aman dari tendangan penalty om Google. Kalau sekedar Page Rank terjun ke nol pokrol saya tidak terlalu risau, tapi kalau sampai dikira berternak link dan kena penalty kemudian hilang dari search engine, mungkin butuh waktu lagi untuk memulihkannya.
Dengan merubah kebijakan dari dofollow menjadi nofollow mungkin juga akan berimbas terhadap traffic walaupun sedikit, terutama yang berasal dari para pencari backlink dari blog-blog dofollow, tapi gak jadi masalah toh jumlahnya tidak seberapa paling cuman 2% dari seluruh jumlah traffic yang ada, dibandingkan jika sampai kena penalty Google akan kehilangan traffic sampai 79%, karena jumlah kunjungan blog ini hampir 79% berasal dari search engine khususnya Google, sisanya dari Yahoo, Bing, Facebook, Twitter, Digg, Blogcatalog, Mybloglog, Lintas Berita, Kaskus, Topseratus, beberapa direktori lainnya dan kunjungan langsung baik dari RSS maupun blogwalking.
Sekali lagi mohon dimaklumi dengan perubahan kebijakan ini, dan saya tetap yakin seyakin-yakinnya bahwa inti dari sebuah blog adalah konten atau isinya baik berupa tutorial, artikel, berita, sampai curhatan pribadi si empunya blog dan bagaimana cara mengemasnya dengan baik dan bisa memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya. Jadi bukan hanya tergantung kepada apakah blog itu dofollow atau nofollow, itu hanyalah sebuah metode atau cara untuk meningkatkan traffic blog atau menerapkan semangat untuk berbagi sebagai ungkapan terima kasih kepada pengunjung. Masih banyak cara lain untuk berbagi, menyajikan konten yang baik dan bermanfaat itu juga sudah berbagi apalagi jika diniatkan untuk pencerahan, untuk pendidikan untuk perjuangan, untuk mencerdaskan bangsa dan berdakwah (ballighuu ‘anni walau ayatan) pasti akan mempunyai nilai tambah (point plus-plus heeee …..).
Adapun yang lainnya menurut saya adalah sebagai penunjang dan komplemen atau pelengkap yang terkadang memang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas blogging itu sendiri seperti optimasi blog baik tampilan atau navigasi, SEO, kemudahan akses (kecepatan loading blog), blogwalking dan silaturahmi, link exchange, kopdar dan lain-lain.
Dalam proses optimasi seo, kunci utamanya bukan sekedar sebuah backlink yang berasal dari blog dofollow saja. Bicara optimasi seo akan lebih baik jika proses backlink building ini berlangsung secara natural, alami dan tidak berlebihan. Kita perlu menyelaraskan backlink building bukan hanya pada link yang dofollow saja, namun juga harus berimbang dengan link yang nofollow. Setahu saya Google juga begitu, suka yang natural dan tidak berlebihan.
Menurut pendapat saya baik link dofollow maupun nofollow tetap sama-sama punya manfaat terutama untuk meningkatkan branding image anda. Dan yang tidak kalah pentingnya membangun dan mempopulerkan web/blog dibutuhkan kesabaran, konsistensi, keuletan dan tidak bisa instan. Kalau serba instan, tiba-tiba, ujug-ujug menurut saya kok malah kurang bagus. Mungkin ada yang tidak sependapat dengan kalimat terakhir?.
terima kasih sudah diingatkan
Reply
makasih pencerahannya
Reply
yaaaa g jd berburu link dunkkk
Reply
mkasih dah di ingetin..
salam
Reply
heemmm saya juga sudah merubah blog saya yg sebelumnya dofollow menjadi nofollow, karena saya mulai berpikir untuk membangun blog dengan SEO yg wajar, gak berlebihan contohnya saja saya melepas semua plugin yg mengandung SEO dan saya sisakan cuma 1 yaitu AIO, sebelum-nya memang memanfaatkan STT2 selama lebih satu tahun dan trafik biasa2 saja, dan ketika STT2 itu di lepas saya juga kaget dengan trafik yg melonjak drastis, hehehe….
ini sekalian promosi blog baru saya bang Alwi :)
Reply
ya memang betul seperti itu pak.. setuju
Reply
ya makasih atas infonya
Reply