Home » Religi » Bahaya Perut

Bahaya Perut

21 Nov. 2009177 comments
Bahaya Perut

dampak-psikologis-obesitas Pada suatu hari Rasulullah SAW kedatangan tamu seorang dokter (tabib) bangsa Yahudi yang datang dari Palestina. Ia minta izin untuk buka praktek di kota Madinah. Rasulullah pun mengizinkan. Singkat cerita sang dokterpun itupun mulai buka praktek. Tapi baru satu bulan kemudian ia datang lagi menemui Rasulullah untuk permisi pulang ke negerinya.

Rasulullahpun tidak bisa menyembunyikan keheranannya. “Kenapa anda begitu cepat meninggalkan kota ini, apa ada yang kurang menyenangkan di kota ini?” tanya Rasulullah.

“Tidak tuan. Semua baik-baik saja. Bahkan penduduk kota ini sungguh sangat ramah dan menyenangkan,” jawab sang dokter (tabib).

“Lalu, apa yang menjadi masalahnya?, tanya Rasulullah kemudian.

Kemudian sang tabib berterus terang, bahwa ia ingin cepat pulang ke negerinya karena selama satu bulan buka praktek di kota Madinah, tak satupun warga kota yang datang untuk berobat kepadanya. Padahal di negerinya ia termasuk dokter ahli/pakar/spesialis yang cukup terkenal dan banyak pasiennya.

Dokter itupun melanjutkan ceritanya. “Karena penasaran, saya berkeliling kota masuk kampung ke luar kampung untuk mencari pasien yang sakit. Tapi tak satupun saya jumpai orang sakit untuk saya obati. Sayapun merasa heran, seluruh warga kota dalam keadaan sehat wal afiat. Belum pernah saya dapatkan kota dengan seluruh penduduknya yang sehat seperti di kota Madinah ini,” ujarnya panjang lebar.

“Lalu, saya pun bertanya kepada penduduk yang saya jumpai, apa rahasianya sehingga mereka hidup nyaris sehat sempurna?” lanjut sang dokter. “Lantas apa jawab mereka? tanya Rasulullah tak sabar. Mereka pun menjawab : Kami adalah kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Dan apabila kami makan, tidak sampai kekenyangan. Begitulah jawab mereka tuan,” jelas sang dokter itu.

Mendengar cerita sang dokter tersebut, Rasulullah pun  berkomentar, “Sungguh benar apa yang mereka katakan kepada tuan,” kata Rasulullah sambil menyitir sebuah hadits, yang artinya : “Lambung manusia itu tempatnya segala penyakit, sedangkan pencegahan itu pokok dari segala pengobatan.” (HR. ad-Dailami).

Mengambil hikmah dari cerita dokter di atas , bisa kita simpulkan bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah adalah umat atau kaum yang sangat disiplin dalam mempraktekkan pola hidup sederhana. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud ra bahwa , “‘Kami adalah kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Dan apabila kami makan, tidak sampai kekenyangan.” menggambarkan sikap hidup mereka yang sangat berhati-hati dalam soal mengendalikan perut.

Muncul pertanyaan, apakah mereka mempraktekkan nilai-nilai itu “tidak akan makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kekenyangan” dikarenakan mereka hidup dalam kemiskinan? jawabannya tidak. Sebab pada saat itu justru mulai bermunculan orang-orang kaya baru seperti Abdurrahman bin Auf yang sukses dengan bisnisnya. Tapi meskipun mereka kaya, mereka tidak rakus. Pola hidup sederhana yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah benar-benar mereka praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal secara logika tidak ada larangan untuk menikmati sesuatu yang menjadi miliknya. Toh makanan itu mereka beli dari hasil kerja mereka sendiri, bukan mencuri, merampas hak orang apalagi hasil korupsi.

Tapi semua itu tidak mereka lakukan, meskipun dalam kondisi mampu untuk menikmatinya. Karena dengan pemahamannya itu lantas mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yakin bahwa tanpa kendali perut hanya akan menjadi tempat segala macam penyakit baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Yang bersifat fisik seperti obesitas, diabet, penyakit jantung  dan lain-lain.

Menurut Prof Dr dr Askandar Tjokroprawiro SpPD-KEMD (ahli penyakit dalam), timbunan lemak pada perut, ternyata lebih berbahaya daripada pantat yang besar. Penelitian terakhir mengungkapkan jika perut yang besar, adalah muara terjadinya berbagai penyakit kronis. Bahkan pemicu terjadinya metabolic syndrome yang merupakan kumpulan penyakit berbahaya seperti jantung koroner, diabetes, darah tinggi, kenaikan kadar kolesterol hingga perlemakan hati dan liver. Sementara pada perempuan yang mengalami obesitas abdominal, rawan terkena kanker endometrium dan PCOS yang berakibat pada terjadinya kemandulan.

“Jika masuk pada stadium tiga, sindroma metabolic itu bisa menyebabkan pre diabetes mellitus dan diabetes mellitus (DM) tipe dua. Namun, jika terus dibiarkan, dia bisa masuk stadium empat yang merupakan manifestasi penyakit seperti jantung koroner, stroke dan lain-lain,”

Sedangkan yang bersifat non fisik adalah segala bentuk penyakit kejiwaan (psikis), seperti tamak, serakah, rakus, konsumtif, materialistis, foya-foya pemboros dan lain-lain, yang hanya bisa diobati dengan dzikrullah, dan senantiasa bertaqarrub kepada Allah SWT. Dari berbagai sumber.

Mudah-mudahan artikel tentang Bahaya Perut ini bisa bermanfaat untuk anda, terima kasih.

Artikel Yang Mungkin Berkaitan :

  1. Hikmah dan Keajaiban Wudhu
  2. Memahami Makna Tahun Baru Hijriyah
  3. Kumpulan Do’a Untuk Calon Penganten (Arab, Indonesia)
  4. Seputar Puasa Ramadhan
  5. Dalil-dalil Bacaan Tahlil
  6. Thawaf dan Sa’i
  7. Makna Hidup Dalam Kehidupan Berkeluarga
  8. Hikmah dan Manfaat Sholat Berjamaah
  9. Melihat Calon Isteri Ketika Khitbah (waktu lamaran)
  10. Hadits-Hadits Tentang Nikah
  1. 30-6-2010 at 15:33 | #1

    Lebih lanjut, Rasul menegaskan bahwa setiap daging manusia yang tumbuh dari barang haram, tempatnya adalah neraka.

    Reply

  2. 30-6-2010 at 15:33 | #2

    Pesan lainnya, Rasul juga mengingatkan bahwa barang siapa yang mengusahakan hartanya dari sesuatu yang haram, bila bersedekah, maka sedekahnya tidak akan diterima, dan anak-isterinya yang makan dari harta yang haram, akan mendapatkan imbasnya.

    Reply

  3. 30-6-2010 at 15:33 | #3

    Dalam kesempatan lain, Rasul juga berpesan bahwa barang siapa yang tidak mempedulikan dari mana mendapatkan hartanya, maka Allah tidak akan peduli dari mana dia akan dimasukan ke neraka.

    Reply

  4. 20-9-2010 at 20:51 | #4

    slt bngt klo sdh berurusn sm perut..

    Reply

  5. 22-9-2010 at 12:24 | #5

    yang lebih berbahaya lagi sesuatu di bwh perut..

    Reply

  6. 22-9-2010 at 12:25 | #6

    bang iwan.. penceramah juga yah??

    Reply

  7. Puspa indah sari
    1-10-2011 at 11:28 | #7

    sukrom atas artikelnya, sangad berguna sekali…

    Reply

  8. 7-3-2012 at 15:33 | #8

    semoga kita semua selalu sehat dan selalu menjalankan sunnah2 Rasulullah..

    Reply

    mohamad Reply:

    massyaaa alloh makasih bang iwan tambahannya mogha ber man faat bagi semua

    Reply

  9. abu
    14-11-2012 at 21:14 | #9

    Semoga Allah melindungi/menjaukan kita dari makanan yang haram

    Reply

Comment pages
1 6 7 81568
0+5=? (Wajib diisi)