Home » Info » Religi » Melanjutkan Studi Ke Universitas Al Azhar Cairo

Melanjutkan Studi Ke Universitas Al Azhar Cairo

22 Nov. 20185 comments
Melanjutkan Studi Ke Universitas Al Azhar Cairo

Perasaan baru kemarin ananda dilahirkan, perasaan baru kemarin ananda masih di gendong2 ayah bunda, tau2 ananda sudah lulus SD, sudah lulus MTS, MAN sudah lulus dari pesantren Darul Muttaqien Bogor, dengan waktu tempuh kurang lebih selama 12 tahun ditambah sekian bulan di Pesantren Yayasan Darul Fachri Jakarta.

Kepada asatidz/asatidzah dewan guru para kiyai dan semua pihak kami sampaikan jazakumullah khoirin katsiron jazakumullah ahsanal jaza atas segala bimbingan arahan asuhan didikan dan semuanya, semoga Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

Hari ini ananda (Muhammad Iqbal Reza Al Ghifari) akan berangkat ke Cairo Mesir untuk melanjutkan perjuangan menuntut ilmu di jenjang, tahapan dan level perjuangan berikutnya di Universitas Al Azhar Cairo Mesir.

Kalau mengikuti perasaan ada kesedihan ada rasa seperti tak mau berpisah apalagi dalam waktu yang cukup lama, namun kami yakin semoga kelak Allah akan ganti kesedihan pengorbanan ini dengan air mata kebahagiaan dan kebanggaan dan penuh rasa syukur.  “Kepada anakku, ananda adalah mujahid, sebagai pejuang jangan biarkan hidup ananda dalam kemanjaan, jangan terlena dengan fatamorgana duniawi karena hidup ananda adalah untuk berjuang. Jika perahu ananda telah dikayuh ketengah, maka tak boleh mundur untuk pulang sebelum berhasil. Meskipun besar gelombang menerjang, walaupun kemudi patah, biarlah layar robek, itu lebih mulia daripada membalik haluan pulang atau menyerah.

Kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan mensupportmu dengan keridloan serta keikhlasan semoga ananda nanti akan jadi insan yang senantiasa menjadikan orientasi hidupmu hanyalah untuk ridlonya Allah SWT, jadikanlah tujuan akhirmu adalah ukhrowi, ilmu2 yang akan kau peroleh benar2 untuk kemasalahatan ummat fiddini waddunya wal akhiroh.

Nasihat Imam Syafi’i kepada para penuntut ilmu (Kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i). Lan tanaal ‘ilma illa bisittatin : dzakaaun, wa hirshun, wajtihaadun, wa dirhamun, wa shuhbatu ustaadzin, wa tuluu zamaanin. Kalian tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara :
1. (dzakaaun) Kecerdasan
2. (wahirshun) Senang Hati, Ikhlas, Semangat Dalam Menuntut Ilmu
3. (wajtihaadun) Bersungguh-sungguh Dalam Menuntu Ilmu
4. (wa dirhamun) Memiliki Bekal Untuk Menuntut Ilmu
5. (wa shuhbatu ustaadzin) Belajar Dengan Guru/ Di bawah Bimbingan Guru.
Fenomena saat ini yang terjadi adalah, katanya belajar itu gak usah susah2 cari guru tapi cukup tanya mbah google, belajar dari internet, maka telah lahir ilmuan-ilmuan model baru hasil didikan internet yang kadang benar tapi banyak juga yang tidak benar, hoax dsb. Belajar dengan media internet itu sah-sah saja, tidak ada salahnya, tetapi yang patut diingat bahwa, informasi yang ada di dunia maya ini tidak semuanya benar, sehingga perlu penyaringan yang sangat ketat sehhingga jangan sampai hal yang salah akan dianggap sebagai sebuah kebenaran. Belajar yang baik adalah langsung dengan ahlinya (fas’alu ahla dzikri inkuntum laa ta’lamun), sehingga ilmu itu dapat dijelaskan dengan baik. Jadikan buku dan media lain seperti internet sebagai pendukung dalam menuntut ilmu. Selain itu belajar kepada orang alim itu bukan saja mendapatkan pembelajaran, tetapi juga mendapatkan pendidikan adab, akhlak dan wara’ dan keberkahan ilmu.

6. (wa tuluu zamaanin) Membutuhkan Waktu Yang Lama.
Sebelum dicetuskan teori Long Life Education (pendidikan seumur hidup), dunia Islam sudah mengenalnya berabad-abad lamanya, bahwa ada ungkapan (ada yang menyebutnya hadis ada yang menyebut Qoul Ulama Salaf) yang menyatakan bahwa :

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“menuntut ilmu itu dari buayaan ibu sampai ke liang lahat.”

Proses belajar itu membutuhkan waktu dan tidak bisa instan seperti sulap bin salabim langsung pintar langsung menguasai ilmu2 tertentu, butuh kajian yang mendalam, semakin dikaji maka akan semakin dalam ilmu tersebut. SD saja butuh waktu 6 tahun, SLTP 3 tahun, SLTA 3 tahun, perguruan tinggi 4 tahun, S1 Universitas Al Azhar ditempuh kurang lebih 4 sd 6 tahun, jadi untuk bisa menjadi sarjana S1 Universitas Al Azhar membutuhkan waktu sekitar 16 sd 18 tahun. So jangan jadi ilmuan/sarjana instan/karbitan, jangan jadi sarjana SKS (sistem kebut semalam). Jadilah ilmuan/sarjana yang sesungguhnya yang melalui proses yang matang.

Berjuanglah Nak!!!
Kuatkan ‘azzammu, bulatkan tekad untuk meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu.

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali Imran (3): 159)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia (Allah) akan mengadakan baginya jalan keluar.” QS : Ath Thalaq ayat 2.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. QS : Ath Thalaq ayat 3.

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Allahumma laa sahlaa illaa maa jaaltahu sahlaa wa anta tajalul hazna idza syita sahlaa.
Yaa Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang sulit bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya menjadi mudah.

Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata ayunin wajalna lil-muttaqîna imama. “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqan: 74)

” Allahummaj ‘alnaa wa aulaadanaa, wa ahlaana wa dzurriyyatinaa min ahlil ‘ilmi wa ahlil khoir wa ahlittuqo, wa laa taj’alnaa wa aulaadanaa, wa ahlaana wa dzurriyyatinaa wa iyyaahum min ahlisy syarri wa ahlidh dhoir walma’shiyyah, waj’alnaa minal maqbuuliin.”
” Ya Allah Ya Tuhan kami, jadikanlah kami dan anak-anak kami, istri dan keluarga kami termasuk golongan orang-orang ahli ilmu dan ahli kebajikan, jangan jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang ahli kejelekan dan ahli kemudharatan, jadikanlah kami termasuk golongan hamba-Mu yang salih, serta termasuk orang-orang yang selalu Engkau kabulkan segala doa kami.” Amiin

Di kesempatan kali ini kami mohon dukungan doa dari bapak2 ibu2 hadirin jamaah blog sekalian semoga perjalanan putra putri kami dimudahkan dan diberi kelancaran oleh Allah SWT, seluruh rangkaian proses belajar di Cairo bs diikuti dan dilaksanakan dg baik dan sekembalinya ke tanah air bs memanfaatkan dan mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan ummat. Amin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mudah-mudahan artikel tentang Melanjutkan Studi Ke Universitas Al Azhar Cairo ini bisa bermanfaat untuk anda, terima kasih.

Artikel Yang Mungkin Berkaitan :

  1. Komentar Blog Terpanjang Di Dunia
  2. Cara Setting GPRS XL Via SMS Dan Manual
  3. Mengaktifkan Handwrite (Tulisan Tangan) Di Pencarian Google
  4. Yahoo Indonesia Bikin Konten Sendiri
  5. Cara Setting Modem Smartfren
  6. Bing Maps Tantang Google Maps
  7. Saatnya Pindah Hosting
  8. Google Perbarui Algoritma Hasil Pencariannya
  9. Nikmati Promo Kartu Kredit BCA Bagi Pecinta Kuliner
  10. Lima Puluh Blog Paling Berpengaruh di Dunia
  1. 11-12-2018 at 22:35 | #1

    Semoga berkah semuanya Kang.. Aamiin…

    Reply

  2. 3-3-2019 at 06:13 | #2

    barokallohufik, semoga berkah gan dan jangan lupa share pengalamannya sama ane, bagaimana kondisi di sana karena saya dulu pernah bercita-cita menuntut ilmu di sana, akan tetapi terhambat oleh biaya :)

    Reply

  3. 15-3-2019 at 10:56 | #3

    update lagi dong kak blognya, bagus-bagus lho artikelnya

    Reply

  4. 10-4-2019 at 20:37 | #4

    Alhamdulillah kang, ternyata sudah besar
    semoga senantiasa sehat dan mendapatkan limpahan rahmat

    Reply

  5. 24-6-2020 at 08:17 | #5

    Semoga Lancar Pendidikannya,.
    Setelah lulus, smoga mjd pemuda yang berguna bagi agama dan negara. Amin

    Reply

4+3=? (Wajib diisi)